Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Hai, aku tidak membuat puisi puitis hari ini. Hanya sebatas tulisan dari perasaan

Betapa bahagia nya aku kala pertama bertemu Betapa rindu nya aku menahan temu  Betapa sesak nya aku ingin dipelukmu Sayang, hidupku sangat sepele. Oleh sebab itu kau penyempurna nya.  Makanku lahap dulu, sedihku hilang dulu.  Dulu.  Berbanding jauh hari ini, di waktu ini.  Tidurku kacau, makan ku amburadul, mataku sembab, hidungku merah, membawa kendaraan ku tak karuan.  Sekacau itu aku, yang pernah berpikir "mati saja hidup pun tak ada guna"  Sekacau itu aku menganggap bahwa semua orang sama saja, yang pada akhirnya akan meninggalkan juga.  Aku yang tak mahir mengutarakan segala buncahan kata, juga ingin tahu kau sedang apa disana?!  Ku ingin tahu apa kau juga sama sesaknya sebab rindu?  Ku ingin tahu apakah kau sangat membenciku?  Namun aku selalu mendadak bisu, aku pun tak tahu.  Kau tahu, kenapa seseorang saat bersedih selalu menampakkan kebahagiaan seakan-akan tak terjadi apa-apa? Selain agar kau tak khawatir juga ada banyak alasan.  Karena

Beberapa Hari Kemudian

Beberapa hari yang lalu, tepat saat waktu menyertai kau dan aku bertemu. Kenapa matahari berjalan begitu cepat? Apa dia berlari?  Pada perasaan yang menyulut rindu, apakah jejak yang lalu masih ada? Ataukah hanya bisa ku ingat saja?  Rupanya, kau beserta aroma mu memeluk tubuhku.  Menusuk kulit.  Merobohkan dinding pertahanan hatiku.  Aku selalu bertanya, apa aku dapat bertahan? Atau mungkin kau dapat bertahan kalau ternyata kau memeluk bunga mawar berduri? Seperti ku.  Oh, ternyata tidak.  Kau tak mampu menyimpanku lebih lama, bahkan saat keinginan hati ingin tetap tinggal lebih lama. Ternyata aku sangat penuh duri yang membuatmu semakin tersakiti.  Ya, kau dan aku sekarang saling meninggalkan jejak.  Kau dengan jejak aroma khasmu, kecupmu dan bahumu.  Aku dengan jejak tulisan yang kau hiraukan.  Tak apa.  Kau tetap manusia yang teramat kusayang.  Walau di beberapa hari kemudian hanya kita masing-masing yang mengetahui bahwa sakitnya saling melu

KARYA TUHAN

Kau tahu? Betapa tuhan mengemas kamu dengan seindah mungkin.  Betapa sulit ku muntahkan segala bentuk indah mu melalui perkata Imajinasiku meluas begitu saja kala menatap mu disebuah rel panjang yang penuh cerita Kau tahu? Jika saja aku bisa membuat rel semakin panjang dan waktu semakin melambat akan ku buat kamu sesak karena peluk ku, akan ku buat telingamu panas karena mendengar celoteh tak pentingku, akan ku buat waktu itu semakin sempurna karena aku bersamamu.  Jangan bertanya kenapa aku seperti itu padamu, jelas aku mencintaimu, jelas hari-hariku ingin penuh denganmu.  Kau tahu? Cinta itu paradoks yang membingungkan, seperti katamu tiap harinya selalu ada cerita yang berbeda, terkadang kita dibuat muak juga kadang dibuat merasa hebat.  Cinta yang tidak seperti rel panjang lurus saja, cinta penuh kerikil kecil mematikan juga jalan berbelok yang membahayakan.  Ini semua perkara hebatnya keyakinan pada sepasang manusia yang ingin bertahan.  Pada akhir yang sudah ditempuh,